BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 15 Februari 2012

Laporan Praktikkum Faal Pembauan

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI FAAL

Nama : Dwi Febrisa Wedya Ismiliana

NIM : 10013124

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Mahasiswa Psikologi

Nama Percobaan : PEMBAUAN

Nomor Percobaan : XIX

Nama Orang Percobaan : Dwi Febrisa Wedya Ismiliana

Nama Pelaku Percobaan : Dwi Febrisa Wedya Ismiliana

Tanggal Percobaan : 28 Oktober 2011

Waktu Percobaan : 10.00 – 12.00 wib

Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

I. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk mengetahui kemampuan indera pembau seseorang pada zat .

II. DASAR TEORI

Secara Fisiologis , penciuman dan pengecapan mempunyai hubungan yang erat . Secara umum keduanya digolongkan sebagai visceral sense , karena berhubungan erat sekali dengan fungsi gastrro intestinal ( pencernaan ) .

Sel – sel reseptor untuk penciuman adalah sel – sel saraf bipolar yang berasal dari susunan saraf pusat sensori . Dendritnya tidak berupa serabut , tetapi berupa batang pendek yang sama lebarnya dengan soma sel . Ujung dendrite ini agak melebar dan terdapateambut – rambut atau silia . Diantara sel – sel saraf indera ini ada sel – sel saraf penyokong yang pada ujungnya terdapat mikrovili . Sel – sel dendrite ini agak melebar dan terdapat rambut – rambut atau silia . Sel – sel ini mengeluarkan lendir . Diantara sel – sel tersebut ada muara kelenjar . getah sel – sel penyokong dan getah kelenjar itu ditutupi sel saraf indera tersebut ialah substansi yang dapat larut didalam zat cair yang menutupi sikia sel tersebut . Substansi yang berbau biasanya mempunyai 3 – 4 sampai 18 – 20 atom ( molekul – molekul ) dengan jumlah atom yang sama tetapi dengan rumus bangun yang berbeda juga berbeda baunya . Biasanya manusia dapat membedakan antara 2000 – 4000 bau . Manusia tidak dapat menbaui O2 , CO2 , dan CO . Perbedaan dalam konsentrasi dari substansi yang berbau dapat menimbulkan perbedaan dalam sensasi .

Nervus olfaktorius (saraf cranial T ) melayani ujung organ pencium . Serabut – serabut ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung yang dikenal sebagai olfaktorik hidung , nervus olfaktorius dilapisi sel – sel yang sangat khusus , yang mengeluarkan fibril – fibril halus untuk berjalin dengan serabut – serabut dari bulbus olfaktorius . Bulbus olfaktorius yang pada hakekatnya merupakan bagian dari otak yang terpencil , adalah bagian yang agak berbentuk bulbus ( membesar ) dari saraf olfaktorius yang terletak diatas lempeng kroboformis tulang etmoid . Impuls – impuls bau dihantarkan oleh filum olfaktorium ke bulbus olfaktorius . Di dalam bulbus olfaktorius cabang – cabang dendrite sel mitra .Serabut –serabut dari sel berjalan melalui tructus olfaktorius dan berakhir melalui pemancar dalam dua daerah utama pada lobus tempporalis otak yang masing – masing dinamakan area olfaktoria medial dan area olfaktoria lateral , dimana impuls tersebut ditafsirkan .

Kita dapat mengidentifikasikan zat – zat yang dapat menyebabkan perangsang penciuman yaitu :

a. zat harus mudah menguap , sehingga dapat dihirup dan masuk kelubang hidung

b. zat dapat larut dalam air , sehingga ia dapat melalui muskus untuk mencapai sel olfaktoria

c. zat dapat larut dalam lipida . Hal ini diduga karena rambut olfaktoria dan ujung sel – sel olfaktooria tediri dari zat – zat lipid .

Terdapat sekitar tujuh kelas perangsang penciuman primer yaitu yang mampu merangsang sel – sel olfaktoria tertentu , yaitu kamfer / kapur barus ( amphora cecua ) , wangi / kasturi ( musky ) , bunga ( floral ) , permen ( peppermint ) , ether , pedas , dan busuk .

Rasa penciuman ini sangat peka , dan kepekaannya mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu yang lama .

III. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Tempat membakar kemenyan

2. Sebutir kemenyan

IV. JALANNYA PERCOBAAN

Ambillah sebutir kemenyan , ciumlah aroma kemenyan tersebut . Sekarang bakarlah kemenyan itu . Bandingkan bau antara keduanya .

V. HASIL PERCOBAAN

Sebelum dibakar kemenyan itu sudah berbau , tapi setelah dibakar bau kemenyan itu sangat menyengat dan menusuk indera penciuman dibanding sebelum kemenyan itu dibakar .

VI. KESIMPULAN

Kemenyan termasuk zat yang dapat menyebabkan perangsangan penciuman setelah dibakar . akibat pembakaran zat tersebut bercampur dengan udara dan menguap sehingga merangsang sel – sel olfaktoria dan masuk kedaerah superior hidung , kemudian reseptor – reseptor olfaktoria memberi respon terhadap bua kemenyan tersebut . Dan darii percobaan tersebut OP juga mempunyai indera penciuman yang baik.

VII. APLIKASI

Seorang pembuat parfume membutuhkan ketajaman pembauan untuk membuat parfum .Ahli kimia dapat menentukan aroma dari zat – zat kimia .

Yogyakarta, 31 Oktober 2011

Penyusun

( Dwi Febrisa Wedya Ismiliana )

Asisten : Winda Yuniartika R

Nilai :

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Laboratorium Fakultas Psikolofi Universita Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II .Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universita Ahmad Dahlan

Evelyn C.Pearce . 2000 . Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta: PT. Gramedia

Guyton and Hall . 1997 . Fisiologi Kedokteran . Jakarta : CV. EGC

Yayat Ibayati , Dra, Melani Kurniasih , Spd , dan Bagod Sudjadi , m.ED , Dr , 2000 . Prestasi Biologi 2 . Bandung : Ganesha Exact .

0 komentar: