BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 15 Februari 2012

Laporan Praktikkum Faal Aberasi - Chromatis

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI FAAL

Nama : Dwi Febrisa Wedya Ismiliana

NIM : 10013124

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Mahasiswa Psikologi

Nama Percobaan : ABERASI - CHROMATIS

Nomor Percobaan : VIII

Nama Orang Percobaan : Rizka Nur Farida

Nama Pelaku Percobaan : Dwi Febrisa Wedya Ismiliana

Tanggal Percobaan : 04 November 2011

Waktu Percobaan : 10.00 – 12.00 wib

Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

I. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk menentukan adanya peristiwa yang disebut dengan Aborasi-Chromotis. Kemudian untuk membuktikan adanya abrasi-chromotis pada seseorang.

II. DASAR TEORI

Sinar-sinar yang membuat sudut terkecil dengan sumbu utama disebut sinar parasial. Namun pada umumnya, sinar-sinar itu tidak seperti pendekatan(definisi) diatas bisa disebut sinar non-paraxial. Sinar-sianr paraxial tersebut, setelah dibiaskan oleh lensa, tidak berpotongan pada satu titik. Akibatnya, bayangan dibentuk tidak hanya satu.

Tidak hanya sinar non-paraxial saja yang menyebabkan bayangan yang dibentuk tidak hanya satu, tetapi juga karena jarak titik api lensa bergantung pada indeks bias lensa, sedangkan indeks bias tersebut berbeda. Sehingga jika sinar tidak monokromatik(polikromatik), lensa akan membentuk sejumlah bayangan yang berbeda-beda posisinya dan juga ukurannya, meskpun sinarnya itu paraxial.

Adanya kenyataan bahwa bayangan yang dibetuk tidak sesuai dengan perkiraan yang didasarkan pada persamaan sederhana (Gauss) disebut ABERASI.

Chromatis (kromatik) adalah ilmu pengetahuan mengenai warna skala kromatis, sedangkan pada chrosasum kromatisme yaitu sutau persepsi cahaya yang semu atau palsu, kadnag-kadnag berlangsung dalam kondisi patologis dan satu bentuk sinestesi (synestesia) dengan warna-warna yang ditambahkan pada stimulinya yang berasal dari modalitas indra lainnya.

Alat indera tersebut adalah alat penghubung anatar individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964, woodwarth dan marquis, 1957). Stimulus yang di indera itu kemudin oleh individu diorganisasikandan diintrograsikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang indera itu dan proses ini disebut persepsi. Persepsi merupakan proses yang intergrated dalam dii individu terhaap stimulus yang diterimanya.

Pada aborasi spheris, lensa krislalina mata bidak berbentuk sedemikian teratur seperti lensa yang dibuat oleh ahli kacamata yang baik sesungguhnya berkas cahaya yang melalui tepi lensa mata tidak dilembutkan ke fokus yang benar-benar tajam dengan berkas cahaya, seperti dilukisn dalam gambar berikut:

Lens6a.png

Efek ini dikenal sebagai Aborasi sferis dan system lensa mata manusia sangat dipengaruhi oleh kesalahan seperti itu. Oleh karena, peningkatan opurtuna pupil secara progresif menurunkan ketajaman focus tersebut, ini sebagai penjelasan mengapa ketajaman mata berkurang pada tingkat iluminasi . Itu berarti daya bias lensa tersebut berbeda untuk berbagai warna difokuskan pada berbagai jarak dibelakang lensa. Lagipula, makin besar opurtuna lensa, makin besar kesalahan aberasi-chroamtis, karena berkas cahaya yang melalui pusat lensa secara profesioanl kurang dipengaruhi, pada berkas yang melalui bagian prifer lensa.

Lens6a.png

Dari hal-hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa untuk menyadari atau menyadarkan persepsi diperlukan adanya perhatian merupakan langkah awal sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsetrasi dari seluruh aktifitas individu yang diajukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

III. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Kertas hitam dan putih

2. Sebuah kartu

IV. JALANNYA PERCOBAAN

Dengan satu mata melihat ke batas yang berjalan vertical antara hitam dan putih. Gerakkan kartu dari kanan ke kiri dimuka mata sampai setengah dari pupil tertutup. Batas tadi berwarna merah atau ungu.

V. HASIL PERCOBAAN

Orang percobaan dapat melihat warna ungu sebelah sepuncuk kartu digerakan dari kanan ke kiri.

VI. KESIMPULAN

Karena adanya daya bias yang berbeda untuk berbagai warna yang difokuskan pada berbagai jarak dibelakang lensa, sehingga makin besar oportuna lensa, makin besar kesalah aborasi kromatik. Hal ini menyebabkan Orang percobaan melihat warna ungu sebelah sepucuk kartu digerakkan dari kiri ke kanan.

VII. APLIKASI

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat warna merah akan terkesan lebih dekat, sedangkan benda dengan warna biru terkesan berada lebih jauh.

Yogyakarta, 04 November 2011

Penyusun

( Dwi Febrisa Wedya Ismiliana )

Asisten : Winda Yuniartika R

Nilai :

DAFTAR PUSTAKA

Bagian laboratorium Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan. 1997. Pedoman Praktikum Psikologi, Faal II. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Ganang, W, F. 1983. Buku Fisiologi Kedokteran. Jakarta: CV.EGC

Kimball, Jhon W. 1996. Biologi, Edisi-V. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wade, carole dan Tavris, Carole. 2007. Psikologi Edisi kesembilan. Terjemahan Benedictine Widya Sinta dan Darma Juwono. Jakarta: Erlangga.

0 komentar: