BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 15 Februari 2012

Laporan Praktikkum Eksperimen Transfer Of Learning

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Disusun Oleh :

Nama: Dwi Febrisa Wedya Ismiliana

NIM : 10013124

Asisten : Putri Yufiza Atha Nst

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2011

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Nama Eksperimenter : Dwi Febrisa Wedya Ismiliana

Nomor Mahasiswa : 10013124

Nama Subjek : Aldesta Wedya Gusman

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 23

Pendidikan : Mahasiswa

Nama Eksperimen : Transfer Of Learning

Nomor Eksperimen : 02

Tanggal Eksperimen : 29 November 2011

Waktu : 14.30 – 16.30 WIB

Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

I. Problem

Apa yang kita pelajari sebelumnya akan mempengaruhi belajar kita sekarang . Transfer og learning terjadi ketika pengetahuan atau keterampilan pada suatu tugas ditransferkan pada rugas yang baru . Bagaimana suatu tugas dapat mempengaruhi tugas yang lain ? Bagaimana perbedaan hasil belajar , yang sebelumnya diberi tugas memasukkan bola dengan tugas menghafal pasangan kata .

II. Dasar Teori

Istilah Transfer belajar berasal dari bahasa Inggris “Transfer of learning” yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tersebut. dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dan lain – lain . Bila hasil belajar (pengetahuan) yang terdahulu memperlancar atau membantu proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi ransfer belajar yang disebut transfer positif. Misalnya materi pelajaran biologi memudahkan siswa untuk memahami dan mempelajari materi geografi. Sebaliknya bila pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh lebih dahulu mempersulit proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi transfer belajar negatif.

Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer belajar positip dapat terjadi.

Adapun macam – macam Transfer Of Learning , yaitu sebagai berikut ,

1. Transfer Positif

Transfer yang berefek lebih baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya, Transfer positif yakni belajar dalam situasi yang dapat membantu belajar dalam situasi – situasi lain . ‘Memperoleh keuntungan’ berarti bahwa pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu berperan positif , yaitu mempermudah dan menolong dalam menghadapi tugas belajar yang lain dalam rangka kurikul di sekolah atau dalam mengatur kehidupan sehari – hari , transfer belajar demikian disebut transfer positif . Dapat terjadi dalam diri seseorang apabila guru membantu si belajar untuk belajar dalam situasi tertentu dan akan memudahkan siswa untuk belajar dalam situasi-situasi lainnya. Transfer positif mempunyai pengaruh yang baik bagi siswa untuk mempelajari materi yang lain.

2. Transfer Negatif

Transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya . Transfer negatif dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam situasi tertentu yang memiliki pengaruh merusak atau mengalami hambatan terhadap keterampilan / pengetahuan yang dipelajari . “Mengalami hambatan” berarti bahwa pemindahan atau pengalohan hasil belajar itu berperan negatif , yaitu mempersukar dan mempersulit dalam menghadapi tugas belajar yang lain dalam rangka kurikulum sekolah atau dalam mengatur kehidupan sehari – hari , transfer belajar yang demikian disebut transfer belajar negatif . Dialami seseorang apabila si belajar dalam situasi tertentu memiliki pengaruh merusak terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari dalam situasi yang lain. Sehubungan dengan ini guru berupaya untuk menyadari dan menghindarkan siswa-siswanya dari situasi belajar tertentu yang dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan belajar dimasa depan.

3. Transfer Vertikal (tegak lurus)

Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar / pengetahuan yang lebih tinggi . Transfer vertikal (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tersebut dalam menguasai pengetahuan / keterampilan yang lebih tinggi atau rumit . Terjadi dalam diri seseorang apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tsb. dalam menguasai pengetahuan atau ketrampilan yang lebih tinggi atau rumit. Misalnya dengan menguasai materi tentang pembagian atau perkalian maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi tentang pangkat. Agar memperoleh transfer vertikal ini guru dianjurkan untuk menjelaskan kepada siswa secara eksplisit mengenai manfaat materi yang diajarkan dan hubungannya dengan materi yang lain. Dengan mengetahui manfaat dari materi yang akan dipelajari dengan materi lain yang akan dipelajari dikelas yang lebih tinggi diharapkan ia akan mengikuti pelajaran ini dengan lebih serius.

4. Transfer Lateral (ke arah samping)

Transfer lateral (ke arah samping) terjadi pada siswa bila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajari untuk mempelajari materi yang memiliki tingkat kesulitan yang sama dalam situasi lain. Dalam hal ini perubahan waktu dan tempat tidak mempengaruhi mutu hasil belajar siswa. Misalnya siswa telah mempelajari materi tentang tambahan, dengan menguasai materi tambahan maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi yang lebih tinggi tingkat kesilitannya misalnya materi tentang pembagian. Contoh lainnya seorang siswa STM telah mempelajari tentang mesin, maka ia akan dengan mudah mempelajari teknologi mesin lain yang memiliki elemen dan tingkat kerumitan yang hampir sama

Adapun teori-teori transfer of learning , yakni sebagai berikut ,

1. Generalisai

Menurut teori ini transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola dan prinsip umum. Bila seorang siswa mampu menangkap konsep, kaidah dan prinsip untuk memecahkan persoalan maka siswa itu mempunyai bekal yang dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain diluar bidang studi dimana konsepo, kaidah dan prinsip itu mula-mula diperoleh. Maka siswa itu dikatakan mampu mengadakan “generalisasi” yaitu mampu menangkap ciri-ciri atau sifat-sifat umum yang terdapat dalam sejumlah hal yang khusus. Generalisasi semacam itu sudah terjadi bila siswa membentuk konsep, kaidah, prinsip dan siasat-siasat pemecahan problem. Jadi kesamaan antara dua bidang studi tsb. tidak terdapat dalam unsur-unsur khusus melainkan dalam pola, dalam struktur dasar dan dalam prinsip.

2. Teori elemen identik

Pandangan ini dipelapori oleh Edwar Thorndike yang mengatakan bahwa transfer belajar dari satu bidang studi ke bidang studi yang lain atau dari pengalaman hidup sehari-hari terjadi berdasarakan adanya unsur-unsur yang sama (identik) dalam kedua bidang studi itu. Makin banyak unsur yang sama maka akan semakin besar terjadinya transfer belajar. Dengan kata lain terjadinya transfer belajar sangat tergantung dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-unsur. Menurut teori ini hakekat transfer belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu unsur tertentu pada bidang studi yang lain, makin banyak adanya unsur-unsur yang sama akan semakin besar terjadinya transfer belajar positif.

Adapun Faktor – faktor yang berperan dalam transfer belajar , yakni sebagai berikut

1. Proses belajar

2. Hasil belajar

3. Bahan / materi bidang – bidang studi

4. Faktor – faktor subyektifitas dipihak siswa

5. Sikap dan Usaha guru

III. Hipotesis

Ada pengaruh terjadinya transfer belajar dengan banyak sedikitnya unsur yang sama .

IV. Desain Eksperimen

Desain eksperimen yang digunakan adalah two independent group design yaitu desain eksperimen yang memberikan penugasan yang berbeda pada dua kelompok eksperimen.

V. Prosedur

A. Material

1. Bola tenis

2. Keranjang

3. Daftar pasangan kata

4. Lembar observasi

B. Prosedur pelaksanaan

1. Seluruh eksperimentee diminta memasuki ruangan , eksperimentee diundi dibagi menjadi dua kelompok secara random .

2. Kelompok 1 diminta melempar bola ke dalam keranjang dengan jarak 3 meter dari keranjang secara bergiliran . Hanya mereka yang lemparannya masuk ke dalam keranjang diberi skor . Skor diberikan termasuk pada mereka yang dapat memasukkan bola ke dalam keranjang tapi keluar lagi

3. Masing – masing eksperimentee melakukan 10 lemparan bola. Untuk lima lemparan bola pertama (seri A) , subjek harus langsung melempar bola ke dalam keranjang tanpa memantul di lantai dulu . Kalau bola memantul terlebih dahulu tidak mendapat skor . Untuk lemparan ke 6 sampai ke 10 (seri B) , masing – masing eksperimentee harus melempar bola ke dalam keranjang , dengan memantulkan bola sekali dan bola masuk ke dalam keranjang .

4. Eksperimentee dari kelompok 2 dipersilahkan keluar ruangan . Eksperimentee diminta untuk menghafalkan dafyar pasangan kata .

5. Ketika semua eksperimentee kelompok 1 selesai dengan tugasnya , kelompok 2 diminta memasuki ruangan . Eksperimentee kelompok 2 diminta melempar bola ke dalam keranjang dengan memantulkan bola sekali dan bola masuk ke dalam keranjang (seri B) , sebanyak 5 lemparan

VI. Pencatatan Hasil

1. Eksperimenter mengamati dan mencatat jumlah lemparan yang masuk dari masing – masing eksperimentee .

2. Eksperimenter bersama – sama dalam satu kelompok mengumpulkan catatan waktu hasil eksperimen dari seluruh eksperimentee .

3. Pencatatan Hasil Kelompok mengikuti tabel berikut :

Kelompok 1

Kelompok 2

Eksperimentee

Jumlah lemparan

Yang masuk

Eksperimentee

Jumlah lemparan

Yang masuk

Seri A

Seri B

Seri B

Angga

2

0

Wana

0

Dezta

2

0

Riki

3

Novira

1

0

Upik

2

Uyi

2

2

Wali

2

Total

7

2

7

VII. Analisa Hasil

Hasil Eksperimen dianalisis dengan uji t independent sample

Ranks

VAR00001

N

Mean Rank

Sum of Ranks

1

4

3.38

13.50

2

4

5.62

22.50

Total

8

Test Statisticsb

VAR00002

Mann-Whitney U

3.500

Wilcoxon W

13.500

Z

-1.423

Asymp. Sig. (2-tailed)

.155

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

.200a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: VAR00001

VIII. Diskusi

Hasil tes dari kelompok 1 maupun kelompok 2 tidak tersapat pengaruh yang signifikan . Perbedaan hasil tes yang diperoleh lebih diakibatkan oleh kemampuan dari masing – masing individu , bukan karena perbedaan stimulus yang diberikan kepada kedua kelompok .

IX. Kesimpulan

Dari hasil analisis dengan uji t independent sample diperoleh t = 0.200 dan p = 0,155 . Karena p > 0,05 maka hasilnya tidak signifikan . Artinya , tidak ada pengaruh Transfer of Learning terhadap hasil belajar pada kelompok 1 dengan kelompok 2 yang berarti hipotesis ditolak .

X. Observasi dalam Eksperimen

Pada saat praktik eksperimen berlangsung , eksperimentee ( Aldezta Wedya Gusman ) terlihat santai mengikuti instruksi dari eksperimenter . Di sela – sela eksperimen berlangsung , eksperimentee terlihat tertawa – tawa dan senyum – senyum yang menandakan eksperimentee terlihat santai dalam menjalani eksperimen .

XI. Kegunaan Sehari – hari

1. Berlatih Logika Sejak Dini

Selama ini logika yang diajarkan di sekolah hanya sebatas pengenalan pengajuan preposisi dan cara penarikan kesimpulan, padahal logika tidak sekedar itu. Di pondok pesantren logika yang biasa disebut dengan Mantiq, diajarkan sejak dini melalui lagu-lagu. Belajar dari pesantren kita mencoba mengajarkan logika sejak dini juga kepada pelajar.

2. Memberi Nama

Berlatih memberi nama dapat dimulai dari bercerita tentang ide atau pengalaman pelajar. Media yang sering digunakan di sini adalah diskusi. Sebuah buku pernah menceritakan tugas unik yang diberikan oleh guri TK kepada muridnya. Murid-murid ditugaskan untuk keluar kelas selama 15 menit untuk mengamati sesuatu yang menarik baginya, kemudian dihadapan kelas masing-masing anak disuruh untuk bercerita tentang apa yang mereka amati dan pendapat mereka tentangnya.

Yogyakarta 01 Desember 2011

Eksperimenter

Dwi Febrisa Wedya Ismiliana

Nilai :

Asisten : Putri Yufiza Atha Nst

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, Karl. 1980. Brain Power: Learn To Improve Your Thinking Skills. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Eggen, Paul. 1997. Educational Psychology: Windows on Classroom (3rd Edition). Upper saddle River New Jersey: Prentice-Hall Inc.

http://massofa.wordpress.com/2009/01/30/prinsip-prinsip-belajar/

18.00 29 November 2011

http://ridho05.multiply.com/reviews/item/1

18.00 29 November 2011

0 komentar: